204 research outputs found

    Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Masyarakat dalam Pemanfaatan Prasarana Instalasi Pengolahan Air Limbah di Wilayah Kartamantul

    Full text link
    Pemerintah menyediakan kapasitas IPAL dengan target sebanyak 18.400 pelanggan pada jalur IPAL yang terdapat di Kartamantul. Namun, IPAL yang baru terealisasi hanya 7.700 pelanggan. Hasil penelitian sesuai dengan tujuan yaitu: 1) daerah jaringan IPAL mencakup daerah APY yang terdiri dari seluruh Kota Yogyakarta, 5 kecamatan di Kabupaten Sleman, dan 3 kecamatan di Kabupaten Bantul. Kapasitas pelayanan dengan kapasitas 1.250 Ha atau 110.000 penduduk dengan titik sambungan 10.400 sambungan rumah. Permasalahan yang sering terjadi adalah saluran yang tersumbat dan macet sehingga menimbulkan bau dan mengganggu kesehatan. 2) sikap masyarakat untuk menerima atau menolak program IPAL berpengaruh dari pengetahuan masyarakat, semakin tinggi pengetahuan, kesadaran masyarakat juga semakin tinggi untuk berlanggananIPAL. 3) perilaku masyarakat sangat dipengaruhi oleh sikap dan pengetahuan masyarakat tersebut dengan ditunjukkan oleh hasil dari tabulasi silang antara sikap masyarakat terhadap perilaku dan pengetahuan masyarakat terhadap perilaku masyarakat sehingga terlihat adanya hubungan antara sikap, pengetahuan, dan perilaku masyarakat

    Konsistensi Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Studi Kasus Kabupaten Sleman)

    Full text link
    Peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi menambah kebutuhan akan lahan. Kondisi yang demikian menyebabkan penggunaan lahan untuk pertanian akan dikalahkan sehingga mendorong direncanakannya suatu strategi dalam rangka pertanian berkelanjutan salah satunya melalui Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (UU No. 41/ 2009). Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari informasi perencanaan dan pelaksanaan kebijakan difokuskan pada konsistensi pelaksanaan kebijakan ditinjau dari tiga aspek yakni kebijakan, organisasi pelaksana, dan penerima kebijakan.Metode yang digunakan yakni studi kasus dengan memanfaatkan berbagai sumberdata berupa wawancara mendalam, dokumen-dokumen, serta observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Sleman dapat dikatakan belum konsisten dikarenakan hingga akhir tahun 2014 karena belum ada perencanaan lokasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan belum ada program yang secara khusus mengarah kebada pertanian pangan berkelanjutan. Petani di kawasan perkotaan maupun perdesaan secara umum setuju dengan perlindungan lahan pertanian tetapi dengan syarat pemerintah memperbolehkan membangun sawah apabila mendesak

    Perkembangan Kondisi Demografi dan Sosial-Ekonomi di Kotamadya Yogyakarta Beserta Implikasinya untuk Pengembangan Fasilitas Kota

    Get PDF
    Tulisan ini bertujuan menunjukkan perubaban demografis di Kotamadia Yogyakarta dan sekttarnya agar supaya dapat mengidentifikasi masing-masing konsekuensinya pada perencanaan fasilitas pelayanan. Data yang digunakan dalam tulisan ini berasal dari berbagai sumber, utamanya dari sensus penduduk tabun 1980, 1990 dan dokumen-dokumen lainnya. Dinamisasi penduduk dideteksi dari berbagai macam variabel perkembangan (ukuran, kepadatan, ukuran rumah tangga, struktur, pekerjaan dan pendidikan) pada dua dekade terakhir dimana dapat memberikan gagasan kasar dari arab dimana fasilitas-fasilitas pelayanan dikembangkan. Beberapa penyesuaian pada strategi-strategi pengembangan sektoral pada dekade berikutnya perlu dipertimbangkan sebagai sesuatu yang penting agar supaya dapat mengantisipasi dampak demografis dari perubaban demografis akhir-akhir ini

    Sustainability of the Sawah Surjan Agricultural Systems in Depok Village, Panjatan Subdistrict, Kulonprogo Regency, Yogyakarta Special Province

    Get PDF
    The south coastal region of Yogyakarta Province (YSP) in Indonesia has inherited a unique farming system called sawah surjan, which is considered as a cultural heritage that demonstrates a form of local wisdom in managing land resources with poor drainage. The local residents have succeeded in realizing their desire of making the farming system ecologically stable and capable of providing a decent living. As a cultural heritage, however, sawah surjan has been under an increasing threat of conversion resulting from the infrastructure development and spreading of urban developments. This study assessed the prospect of sawah surjan in the rural household economy and its sustainability within the context of changing wider environment. To do so, a household survey was conducted covering 41 farmer households in Depok Village, Panjatan Sub-district, Kulonprogo Regency, Yogyakarta Special Province where the existence of sawah surjan is threatened by the large-scale investments. The research show that sawah surjan contributes to employment generation, diverse sources of income, food security, and income redistribution. It is generally sustainable but the excessive use of pesticides and chemical fertilizers will have adverse effects on its sustainability. The research confirms that the most significant threat is the infrastructural development, especially the prospective construction of a new international airport as increased land prices may lead to uncontrolled conversion of sawah surjan into non-agricultural uses. This is also in coincidence with the stagnant regeneration of farmers in the area that lead to a bleak future of the system

    Livelihood Srategies and the Welfare of Transmigrants

    Get PDF
    Transmigration is one of the manifestations of artificial human community that is expected to increase thenatural resource utilization activities for welfare in a transmigration location. This paper is to find out the livelihoodstrategies and their effect on transmigrants’ welfare. Results of the study indicates at Stage I (the first 1.5 years), transmigrantsgenerally applied a survival strategy by relying on the living allotment of government. At Stage II (the second1.5 years), a part of them sougth other source of income for establishing their livelihood. At Stage III (the third 2 yearsand afterward), a part of them left the transmigration location, while others have able to survive until the primary commodityof rubber can be productive after the sixth year of cultivation. Welfare is achieved by those that could to applythe livelihood strategies to have the established sources of income outside the transmigrants’ primary commodity, particularlyfrom Pasuruan, East Java Province

    Rural diversification and agriculture in yogyakarta special province: a friend or foe?

    Get PDF
    ABSTRACT The paper aims at examining the relationship between types and level of wral diversification and types agricultural regions in a small farming region of 7ogyakarta Special Province (DIY). The research reveals a strong association Jetween rural diversification associated with service sectors (RDS) and food crop ,roduction in the middle parts of DIY. Easy terrain in the zone is underlying the aisting patterns of relation between the two variables. Rural diversification zssociated with small-scale industries (RDI) is negatively related to livestock nroduction. In parts of DIY, they share the same location, but without systematic Tlation. Livestock products are exported to cater external market without nrocessing at local level. Thus, rural diversification is not always linked with local 2gricultural development. Key words: rural diversification, agriculture development, rural Jav

    Strategi Penghidupan Masyarakat Nelayan di Kawasan Pesisir Dusun Pantai, Desa Batu Belubang, Bangka Tengah

    Full text link
    Di awal tahun 2000 masyarakat nelayan Dusun Pantai turut bekerja di Tambang Inkonvensional (TI) sebagai sampingan atau beralih menjadi penambang TI apung. Penertiban TI apung oleh Pemerintah Daerah mulai dilakukan awal tahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian menggunakan teknik survei. Pengambilan data lapangan menggunakan indepth interview dengan kuesioner serta observasi lapangan. Pengolahan data menggunakan SPSS serta menganalisis data secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Perubahan aset manusia, fisik dan finansial masyarakat sebelum dan sesudah pelarangan TI dikarenakan nelayan yang beralih ke TI kembali menjadi nelayan. Strategi penghidupan masyarakat nelayan Dusun Pantai, dibagi menjadi tiga strategi utama yakni survival, konsolidasi dan akumulasi. Ketiga strategi ini dibagi menjadi sub strategi hasil kombinasi intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, mobilitas dan kompensasi bergantung dari akses rumah tangga terhadap aset dan kapabilitas rumah tangga menghadapi kerentana

    Rantai Distribusi Sayuran dalam Konteks Keterkaitan Desa Kota (Studi Kasus Wilayah Perdesaan Kabupaten Bantul dan Kota YOGYAKARTA)

    Full text link
    Kabupaten Bantul potensial untuk penanaman sayuran dataran rendah. Namun, kuantitas dan variabilitasnya rendah sehingga pasar induk sayur di Kota Yogyakarta menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan sayuran. Sementara itu, interaksi antara keduanya dalam kerangka perdagangan sayuran belum diketahui. Penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi praktik rantai distribusi sayuran dari Pasar Induk Buah dan Sayur Giwangan (PIBS) menuju wilayah perdesaan Kabupaten Bantul dan mengapa praktik tersebut dapat terjadi. Dengan metode studi kasus diperoleh hasil bahwa umumnya distribusi sayuran bermula dari supplier menuju pedagang pasar kemudian menuju pengecer. Karakteristik PIBS Giwangan yang buka 24 jam, sayuran cukup komplit, harga cukup murah menjadi pendorong pedagang pasar untuk membeli sayur. Interaksi antara wilayah perdesaan Bantul dengan pasar induk Kota Yogyakarta bersifat komplementer. Sementara, infrastruktur jalan yang baik dan besarnya kuantitas sayur yang dibawa menyebabkan distribusi ini transferable. Namun, terdapat supplier dari Jawa Tengah yang menyetori langsung menuju wilayah perdesaan Bantul yang menawarkan efisiensi energi, waktu dan biaya transportasi bagi pedagang pasar. Supplier ini menjadi Intervening opportunity bagi pedagang pasar yang ingin membeli di pasar induk. Bahkan, hal itu menghasilkan interaksi satu arah dengan wilayah perdesan Bantul sebagai konsumen penuh. Berbeda dengan interaksi terhadap PIBS Giwangan yang menghasilkan interaksi timbal Balik

    Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pertanian di Kabupaten Karawang

    Full text link
    Pangan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia haruslah dimiliki secara terus-menerus, dari tingkatan nasional hingga rumah tangga dan individu. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data sekunder yaitu Survey Rumah Tangga Usaha Pertanian Kabupaten Karawang yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Pengolahan data dilakukan menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis skoring serta plotting Diagram Terner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks ketahanan pangan rumah tangga pertanian Kabupaten Karawang memiliki rerata nilai lebih tinggi dibandingkan nilai nasional dan Provinsi Jawa Barat serta sedikit lebih rendah dengan nilai Pulau Jawa. Terdapat 21 kecamatan yang tergolong kedalam tipologi proporsi kelas ketahanan pangan tipe 1 dan 6 kecamatan yang tergolong dalam tipologi 2. Karakteristik demografis ketahanan pangan di Kabupaten Karawang demografis, yaitu jenis kelamin kepala keluarga, usia kepala keluarga, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendidikan kepala keluarga serta kawasan pedesaan dan kawasan perkotaan menunjukkan pola yang berbeda untuk tiap tipologi kelas ketahanan pangan rumah tangga pertanian

    Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pertanian Kabupaten Sleman

    Full text link
    Permasalahan pangan masih menjadi perhatian utama dalam upaya pembangunan secara nasional maupun regional. Penelitian ini bertujuan 1) mengukur tingkat ketahanan pangan, dan 2) menggambarkan strategi pemenuhan pangan rumah tangga pertanian di Kabupaten Sleman. Sampel penelitian ditentukan menggunakan teknik Sampel Gugus Bertahap berdasarkan fisiografis wilayah, yaitu hamparan, lereng Merapi, dan Prambanan. Data dianalisis menggunakan tabulasi silang, Chi Square, dan analisis Korelasi Spearman Rank. Hasil menunjukan ketahanan pangan rumah tangga pertanian lebih tinggi wilayah hamparan (60%) dibanding dengan wilayah lereng Merapi (58,82%) dan Prambanan (30%). Rumah tangga pertanian keluar dari kondisi sulit pangan dengan: 1) menyediakan pangan seperti: membeli, meminjam pangan, dan di wilayah lereng, menambah pangan pokok dengan umbi-umbian; 2) mengakses pangan seperti: meningkatkan penghasilan sektor non pertanian, memilih pangan murah, membatasi belanja, dan di wilayah lereng Prambanan memanfaatkan pekarangan sebagai kebun; serta 3) menyerap pangan: seperti: pangan bergizi untuk anak, membatasi porsi makan, dan memilih pangan tidak pada kualitas terbaik
    • …
    corecore